Trivia Unik Android: Fakta Menarik yang Belum Banyak Diketahui Pengguna
Selama lebih dari satu dekade, Android telah menjadi sistem operasi yang menggerakkan miliaran perangkat di seluruh dunia. Dari ponsel flagship hingga smartphone entry-level, Android hadir dengan fleksibilitas dan ekosistem yang luas, menjadikannya platform paling populer di dunia. Tapi di balik tampilannya yang modern dan kemampuan canggihnya, ternyata Android menyimpan banyak fakta menarik, bahkan beberapa yang terdengar cukup unik dan jarang diketahui penggunanya.
Banyak yang mengenal Android hanya sebatas ikon hijau robot lucu atau sistem operasi buatan Google. Namun, sejarah dan pengembangan Android memiliki lapisan-lapisan menarik — mulai dari asal-usul namanya, versi-versinya yang terinspirasi dari makanan manis, hingga rahasia kecil tersembunyi dalam tiap rilisnya. Berikut deretan trivia unik tentang Android yang bisa membuat kamu melihat sistem operasi ini dari sudut pandang berbeda.
1. Android Bukan Diciptakan oleh Google Awalnya
Meski kini identik dengan Google, Android sebenarnya bukan proyek yang lahir di dalam perusahaan raksasa teknologi tersebut. Android pertama kali dikembangkan oleh perusahaan bernama Android Inc., yang didirikan oleh Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White pada tahun 2003 di Palo Alto, California. Visi awal mereka bukan untuk membuat sistem operasi ponsel, melainkan untuk perangkat kamera digital yang bisa terhubung ke layanan cloud.
Namun, pasar kamera digital saat itu tak berkembang seperti yang diharapkan. Android Inc. lalu mengubah arah menjadi pengembang sistem operasi ponsel berbasis Linux yang lebih terbuka. Google melihat potensi besar di dalamnya dan akhirnya mengakuisisi Android Inc. pada tahun 2005. Dua tahun kemudian, lahirlah Android versi publik pertama yang mengubah arah industri seluler untuk selamanya.
2. Nama-Nama Versi Android Diambil dari Makanan Manis
Salah satu ciri khas Android yang paling ikonik adalah nama-nama versinya yang menggunakan nama makanan manis. Dimulai dari Android 1.5 “Cupcake”, lalu diikuti Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Ice Cream Sandwich, Jelly Bean, KitKat, Lollipop, Marshmallow, dan seterusnya. Urutannya pun mengikuti abjad — A, B, C, dan seterusnya — hingga akhirnya berhenti secara resmi pada Android 10, di mana Google memutuskan untuk tidak lagi memakai nama makanan secara publik.
Meski begitu, tradisi tersebut tetap hidup di kalangan internal Google. Setiap versi Android masih punya nama kode makanan manis secara non-publik, seperti Android 11 dengan nama “Red Velvet Cake” dan Android 12 dengan “Snow Cone”. Ini menjadi semacam nostalgia dan tradisi lucu yang tetap dipertahankan oleh tim pengembangnya.
3. Maskot Robot Hijau Bernama Bugdroid
Ikon Android yang kita kenal sebagai robot hijau ternyata punya nama resmi: Bugdroid. Desainnya dibuat oleh Irina Blok, seorang desainer grafis di Google pada tahun 2007. Menariknya, Irina membuat desain itu dengan konsep open source, artinya siapa pun bebas memodifikasi atau menggunakan karakternya tanpa harus meminta izin resmi.
Inspirasi bentuknya diambil dari simbol di pintu kamar mandi — siluet pria dan wanita — yang kemudian disederhanakan menjadi bentuk robot dengan antena. Filosofinya adalah kesederhanaan dan keterbukaan, dua hal yang mencerminkan semangat Android sendiri sebagai sistem operasi terbuka.
Baca Juga : 6 HP Baru di Indonesia dengan Baterai Besar hingga 7.000 mAh, Daya Tahan Makin Ganas
4. Android Pernah Didesain untuk Kamera Digital
Sebelum Android menjadi sistem operasi smartphone, Andy Rubin dan timnya punya ide awal untuk membuat OS yang bisa menghubungkan kamera digital langsung ke internet dan menyimpan foto secara otomatis di cloud. Gagasannya terlalu maju untuk zamannya, sebab pada tahun 2003 konsep penyimpanan cloud belum sepopuler sekarang.
Barulah setelah melihat peluang besar di pasar ponsel, Android beralih fokus. Keputusan ini terbukti brilian, karena hanya dalam beberapa tahun setelah diakuisisi Google, Android berhasil menguasai pasar global dan menyalip pesaing seperti Symbian dan BlackBerry OS.
5. Android adalah Open Source, Tapi Tidak 100% Bebas
Banyak yang mengira Android sepenuhnya open source, padahal tidak sepenuhnya benar. Versi inti dari Android memang berbasis pada proyek AOSP (Android Open Source Project) yang bebas dimodifikasi dan digunakan siapa pun. Namun, banyak fitur penting yang disediakan Google — seperti Play Store, Gmail, YouTube, dan layanan API Google Play — bersifat proprietary atau tertutup.
Artinya, pabrikan yang ingin menggunakan layanan Google resmi harus mendapatkan lisensi khusus. Itulah sebabnya beberapa ponsel dari merek seperti Huawei, setelah terkena sanksi perdagangan, tidak lagi memiliki akses ke layanan Google meski masih berbasis Android.
6. Ada “Easter Egg” Rahasia di Setiap Versi Android
Sejak Android versi 2.3 (Gingerbread), Google secara konsisten menyembunyikan Easter egg di setiap versi sistem operasi mereka. Biasanya, pengguna bisa menemukannya dengan mengetuk berulang kali bagian “Versi Android” di menu Settings → About Phone.
Easter egg ini bisa berupa animasi, mini-game, atau kejutan visual unik — seperti kucing virtual di Android N, logo Marshmallow yang bisa dimainkan seperti Flappy Bird, atau animasi permen di Lollipop. Tradisi ini sudah menjadi salah satu bagian paling menyenangkan dari setiap rilis Android bagi para penggemarnya.
7. Android Menguasai Lebih dari 70% Pasar Smartphone Dunia
Menurut berbagai laporan dari lembaga riset seperti StatCounter dan IDC, Android menguasai lebih dari 70% pangsa pasar sistem operasi smartphone global. Sementara iOS milik Apple menempati posisi kedua dengan sekitar 28%. Dominasi Android ini disebabkan karena sifatnya yang fleksibel dan dapat digunakan oleh berbagai produsen, mulai dari Samsung, Xiaomi, Oppo, hingga brand lokal.
Dengan ekosistem yang sangat luas dan dukungan developer yang besar, Android menjadi platform utama bagi miliaran pengguna di lebih dari 190 negara di dunia.
8. Android Juga Berjalan di Mobil, TV, dan Jam Tangan
Android tidak hanya hadir di ponsel. Google memperluas jangkauannya melalui varian lain seperti Android TV, Android Auto, dan Wear OS untuk jam tangan pintar. Bahkan, beberapa perangkat rumah pintar, konsol hiburan, hingga kulkas modern kini menggunakan sistem berbasis Android.
Ekspansi ini memperlihatkan ambisi Google untuk menciptakan ekosistem terhubung lintas perangkat, di mana pengguna dapat berpindah antar-platform dengan lancar tanpa kehilangan pengalaman personalisasi mereka.
9. Play Store Dulu Bernama Android Market
Sebelum bernama Google Play Store seperti sekarang, layanan distribusi aplikasi Android pertama kali diluncurkan dengan nama Android Market pada tahun 2008. Saat itu, tampilannya sangat sederhana dan hanya menyediakan aplikasi gratis.
Nama “Google Play” baru diperkenalkan pada tahun 2012, bersamaan dengan penyatuan layanan musik, film, dan buku digital dalam satu platform terpadu. Sejak saat itu, Play Store berkembang menjadi salah satu toko aplikasi terbesar di dunia dengan jutaan aplikasi aktif.
10. Android Pernah Dikira Gagal di Awal Kemunculannya
Menariknya, banyak analis di awal 2007 justru meragukan masa depan Android. Saat itu, pasar sudah dikuasai oleh Symbian, BlackBerry, dan iPhone yang baru saja diluncurkan. Banyak yang menilai Android hanyalah proyek eksperimental dari Google. Namun, berkat dukungan komunitas open source dan produsen besar seperti HTC dan Samsung, Android berkembang pesat.
Hanya dalam waktu lima tahun, Android berhasil melampaui iOS dan menjadi raksasa baru di dunia mobile. Kini, ia bukan hanya sekadar sistem operasi, tapi juga fondasi dari berbagai inovasi berbasis AI, cloud, dan Internet of Things (IoT).
Kesimpulan
Android bukan sekadar sistem operasi — ia adalah ekosistem yang tumbuh dari ide sederhana menjadi salah satu inovasi terbesar abad ke-21. Dari sejarah awalnya yang hampir terlupakan, hingga menjadi bagian dari kehidupan miliaran orang, Android terus berkembang dengan filosofi kebebasan dan keterbukaan.
Mengetahui trivia unik di baliknya bukan hanya menambah wawasan, tapi juga menunjukkan betapa panjang perjalanan yang ditempuh teknologi yang kini kita anggap biasa. Android bukan hanya robot hijau di layar — ia adalah simbol dari perubahan, kolaborasi, dan evolusi digital yang terus berlanjut.